E-Politik (Politik ala Internet dan Media Sosial)

E-Commerce atau perdagangan elektronik adalah jawaban dari bagaimana orang-orang dapat menggunakan media internet sebagai alat untuk membangun suatu bisnis. Melalui internet mereka bisa melakukan aktivitas promosi menawarkan produk sampai dengan bertransaksi secara online.

Di bidang internet untuk pendidikan juga terdapat e-Learning. proses pembelajaran virtual menggunakan Learning Management System untuk merepresentasikan system bejalar riil di kelas secara online menggunakan media internet.

Media internet untuk kepentingan bisnis dan pendidikan telah memberikan daya ungkit Vleverage luar biasa karena terbukti lebih efektif dan efisien. Penggunaan internet sebagai sarana berbisnis dan pendidikan di Indonesia sudah di mulai sejak lama. Namun, penggunaan internet sebagai tools di bidang politik sepertinya baru tahun 2014 ramai kita rasakan.

Bukan berarti tahun-tahun sebelumnya tidak. Namun, saya melihat pada tahun 2014, tim sukses masing-masing capres (calon presiden) lebih serius menggunakan media internet sebagai alat kampanye. Di antaranya ditandai dengan kemunculan berbagai Blog, situs Website Capres serta konten-konten yang sengaja disebarluaskan melalui media sosial sebagai usaha berdagang visi misi dan program-program untuk meraih dukungan masyarakat Indonesia melalui internet.

Beberapa menggunakan cara kreatif menarik perhatian publik dengan membuat akun dan menjaring dukungan di Facebook, sampai membuat aktivitas lomba dan kompetisi desain kreatif foto calon pasangan yang maju, dan lain-lain. Jadi kalau ada elit poliitik yang menggunakan media elektronik dalam hal ini teknologi internet sebagai sarana membangun komunikasi dengan masyarakat. Mungkinkah itu bisa kita sebut sebagai e-Politics? Entahlah. Tetapi, yang pasti di era mabuk teknologi sekarang ini penggunaan teknologi dan keterbukaan internet untuk semua kalangan dan semua bidang sudah saatnya terjadi di Indonesia. Termasuk di bidang perpolitikan negeri ini tentunya.

Menurut berita yang di rilis oleh detik.com, Laporan Tetra Pak Index 2017 yang belum lama diluncurkan, mencatatkan ada sekitar 132 juta pengguna internet di Indonesia. Sementara hampir setengahnya adalah penggila media sosial, atau berkisar di angka 40%.

Angka ini meningkat lumayan dibanding tahun lalu, di 2016 kenaikan penguna internet di Indonesia berkisar 51% atau sekitar 45 juta pengguna, diikuti dengan pertumbuhan sebesar 34% pengguna aktif media sosial. Sementara pengguna yang mengakses sosial media melalui mobile berada di angka 39%. Tentunya angka 45 juta bukan angka yang sedikit dan akan sangat menggiurkan untuk dijadikan target voters pada pemilu parpol (partai politik) dan capres 2019 nanti.

Di Bojonegoro saja terhitung 250 ribu lebih akun Facebook dan instagram aktif setiap Bulan nya, angka ini diprediksikan akan meningkat saat menjelang Pilkada di Bojonegoro. Jadi, siapa pun elit yang terjun lebih dulu masuk ke ranah dunia maya maka dia akan memperoleh porsi kesempatan yang lebih besar untuk lebih dulu membangun elektablitas massa tau komunitas yang nantinya akan menjadi para pemilih dalam Pemilu. Ibaratnya captive market para pengguna internet yang sudah memberikan dukungan kepada salah satu parpol atau calon bupati akan mengajak teman-teman dekat, saudara, tetangga, dan lain-lain untuk mendukung pilihannya tersebut.

Semakin banyak dan menggurita pengguna internet di Indonesia, harusnya menjadi kesempatan yang tentunya dapat dimanfaatkan oleh masing-masing elit. Maka jika dibarengi dengan semakin banyaknya elit yang ikut terjun menggunakan media ini tidak hanya sebagai alat untuk membangun komunikasi politik satu arah. Tetapi, juga menjadi alat membangun conversation (percakapan) atau diskusi antara masyarakat dengan elit (pemimpin atau calon pemimpin).

Ya, inilah yang menjadi beda antara media televisi, radio, koran atau majalah jika dibandingkan dengan penggunaan media internet. Dengan media internet maka akan terjalin satu hubungan yang lebih personal dan mendalam dalam bentuk komunikasi 2 arah serta dapat terjadi setiap saat. Setiap orang bisa membaca informasi dan mendapatkan apa yang diinginkan lebih mudah dan menuliskan kembali tanggapan secara langsung tanpa hambatan dengan batasan netiket yang benar.

Saya percaya jika penggunaan tehnologi internet seharusnya dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi siapa pun dalam pengerjaan fungsi apa pun. Khususnya bagi para elit bangsa Indonesia (partai politik, caleg, capres, dan lain-lain) penggunaan teknologi pasti akan menambah daya guna dalam rangka proses kampanye yang dilakukan.

Dan pada pilkada Bojonegoro tahun 2018 saya ini kira teknologi internet bersama media sosial akan menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk meraih Goal mereka dengan memanfaatkan konten-konten yang dibuat sendiri (Portal Website, Forum, dan lain-lain) atau dengan memanfaatkan situs-situs atau Portal Jejaring Sosial terkenal (Facebook, Instagram, Whatsapp, Youtobe, dan lain-lain) sebagai alat untuk menjalankan taktik membangun massa untuk meraih calon konstituen.

Saya sangat mendukung para elit yang menggunakan internet sebagai media kampanye, menyampaikan komunikasi politik (visi, misi, program-program) kepada masyarakat. Saya bahkan berharap para elit khususnya para calon bupati itu tidak hanya berdebat di televisi karena TV hanya menyajikan slot waktu yang terbatas. Tetapi, juga bisa saling berdebat di internet dalam sebuah forum yang dimoderasi misalnya oleh Tim IT KPU atau diinisiasi oleh Tim Sukses masing-masing.

Penggunaan teknologi internet bersama media sosial sebagai sarana membangun komunikasi politik tentu saja akan membangun cakrawala demokrasi di Indonesia terutama di bojonegoro yang saat ini sedang dalam masa mencari jati diri untuk semakin terus berkembang. Kenapa? Karena membangun demokrasi dengan cara membangun komunitas online Lebih murah dan langsung ke sasaran dari pada di dunia nyata.

Anda Setuju ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.